ORTI DEWATA.COM-BANGLI- Berbagai Jenis Atraksi Budaya Disiapkan Desa Wisata Penglipuran, Bangli dalam menyambut libur panjang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 dan Idul Fitri 1946 Hijriah. Desa yang menyandang predikat terbersih di dunia tersebut, kini juga telah menyiapkan berbagai atraksi budaya serta paket wisata eksklusif bagi para wisatawan. Dengan harapan pelestarian seni dan budaya dan juga untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang selama bulan puasa sempat menurun.
Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, Wayan Sumiarsa saat dikonfirmasi pada Selasa (25/3/2025), mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan guna memastikan kenyamanan dan kepuasan wisatawan yang berkunjung.
Tidak itu saja pihaknya memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan yang datang ke Penglipuran, khususnya pada suasana perayaan Idul Fitri. Berbagai jenis atraksi budaya dan pengalaman khas telah disiapkan agar wisatawan dapat merasakan kekayaan budaya Bali secara langsung.
Salah satu acara utama yang akan digelar adalah pertunjukan Barong Macan, sebuah kesenian tradisional yang memiliki makna mendalam dalam seni dan budaya Bali. Dimana Barong Macan menggambarkan keseimbangan antara kebaikan (Dharma) dan kejahatan (Adharma) serta mengajarkan pentingnya menjaga harmoni dengan alam, makro dan alam mikro.
Pertunjukan tersebut akan berlangsung di Hutan Bambu Desa Penglipuran pada 30 Maret hingga 6 April 2025 pukul 11.00 WITA, agar memberikan suasana magis bagi para penonton.
Tidak itu saja, wisatawan juga dapat menikmati pengalaman menginap di desa dengan paket eksklusif yang mencakup makan malam tradisional di jalan utama Desa Penglipuran. Suasana khas pedesaan yang asri dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan akan memberikan ketenangan serta pengalaman autentik bagi para wisatawan yang berlibur ke Bangli. Pengelola ingin menghadirkan sesuatu yang istimewa bagi wisatawan, di mana mereka tidak hanya sekadar menginap, tetapi juga merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat Penglipuran yang masih memegang teguh nilai-nilai kearipan lokal dan tradisi leluhur yang masih lestari” tambah Wayan Sumiarsa.
Tidak hanya itu, wisatawan juga dapat mengenakan busana adat Bali yang disewakan oleh masyarakat setempat. Hal ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata tetapi juga mendukung keberlanjutan pariwisata serta meningkatkan perekonomian lokal.
Bagi pencinta alam, Hutan Bambu Penglipuran yang membentang seluas 45 hektare juga siap menyambut pengunjung. Kawasan hijau ini menjadi daya tarik utama yang mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan budaya. “Dengan ini diharap wisatawan yang datang bisa lebih memahami filosofi hidup masyarakat Bali yang selalu mengutamakan keseimbangan dengan alam. Ini bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga sebagai tempat untuk belajar dan merasakan keindahan alam yang sesungguhnya.