ORTIDEWATA.COM-BANGLI- Upacara ngaben di Banjar Demulih, Desa Adat Demulih, Kecamatan Susut, Bangli digelar pada hari Sabtu,5-7-25. Pengabenan masal yang diikuti 110 sawa (orang yang diaben) tersebut berjalan lancar hingga proses ke Setra Adat setempat.
Ngaben masal di Desa Adat Demulih dilakukan secara sederhana tanpa mengurangi makna ngaben, selain dilaksanakan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, para pemilik sawa dan krama banjar (masyarskat) bebas dari biaya (peturunan).
Menurut Bendesa Desa Adat, Desa Demulih, Jro I Nengah Karsana mengatakan, untuk pelaksanaan ngaben massal di Desanya dilakukan setiap 4 tahun sekali, untuk tahun 2025 merupakan tahun yang keempat. Untuk persiapan ngaben sendiri dimulai sejak tanggal (5/6/25) diawali dengan mapiuning, nanceb taring dan yang lainya. Sementara untuk persiapan upakara bakti (banten) diawali dengan pembuatan suci mencapai 1900, Tiburo 130. Catur sebanyak 130. Pebangkit 23 paket. Untuk menyukseskan kegiatan tersebut, krama yang berjumlah 700 dibagi menjadi 8 kelompok,ujar Nengah Karsana, pada Minggu (6/7/2025).
Ngaben Massal di Desa Adat Demulih tahun ini mengambil tingkatan Nyawa Rsi. Untuk puncak ngaben, berlangsung dari pukul 7 pagi didahului dengan melaspas sarana ngaben berupa bade dan petulangan. Pada puncak ngaben pihaknya menggunakan sarana 2 bade, petulangan sebanyak 35 buah, berupa 17 lembu, 8 singa, 2 gajah mina dan 8 kotak. Perbedaan jenis petulangan yang digunakan tergantung klan atau soroh yang diaben.
Karsana menambahkan dari segi biaya pengabenan hingga pengerorasan pihaknya telah merancang RAB sekitar Rp. 600 juta hingga Rp. 700 juta. Dan untuk biaya yang dirancang pihaknya tidak memungut biaya atau dana sama sekali dari pemilik sawa dan krama. Yang mana untuk pendanaan ngaben termasuk ngeroras berasal dari hasil usaha LPD. Disebutkan dari Sisa Hasil Usaha (SHU) LPD Demulih yang notabene berdiri tahun 2022, hingga akhir tahun 2024 mendapatkan laba sebesar Rp 560 juta. “Dari laba itu, kami di Desa Adat mendapatkan hak 20 persen atau sekitar 120 juta. Itu yang kami pakai modal untuk pelaksanaan pitra yadnya ini,” terang Karsana.
Sedangkan untuk Meperoras, akan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli mendatang. Untuk peroras ada penambahan sebanyak enam puspa sehingga menjadi 116 puspa. Peroras akan dilaksanakan tanggal 16 Juli
Untuk pepeson (barang) dikatakannya, dalam hal ini, krama Adat Demulih hanya dibebani berupa beras 5 kg, ketan 2 kg, kelapa 5 butir dan rerampen. Sedangkan pemilik sawa dikenakan lima kali dari jumlah yang dikeluarkan krama yaitu beras 25 kg, ketan 10 Kg, serta bambu 10 batang.
“Astungkara, upacara Pitra Yadnya (ngaben masal) ini labda karya (berjalan sukses dan lancar) berkat kebersamaan dan semangat gotong royong dari seluruh krama dan doa dari semua pihak yang ada”, pungkasny.
Disisi lain, salah satu tokoh Desa Adat Demulih yang juga Anggota DPRD Bangli, Ida Bagus Santosa mengapresiasi pelaksanaan ngaben masal yang berlangsung lancar. Dikatakannya sebagai bagian dari warga, pihaknya mendukung penuh pelaksanaan ngaben masal tersebut. Sebab dengan semangat kebersamaan dan gotong royong dapat menumbuhkan jalinan erat untuk mewujudkan suatu tujuan.
“Semangat kebersamaan dan gotong royong yang tulus ikhlas sekiranya bisa meringankan beban baik kepada pemilik sawa maupun masyarakat itu sendiri”, kata Ida Bagus Santosa.(*)