ORTI DEWATA.COM- KLUNGKUNG-Makna Pecanangan, cane(nginang)
Nginang merupakan tradisi kuno yang dikembangkan oleh Maha Rsi markandeya di bali, tradisi ini memiliki makna dan spirit yang sangat luas, secara medis memiliki fungsi kesehatan yang sangat baik, seperti menguatkan gigi dan gusi serta memperbaiki pencernaan karena mengandung anti seftik.
Pecanangan Pabuan sarana atau tempat kelengkapan nginang, seperti daun sirih(base), bunga sedawayah yang sudah diolah menjadi (gambir), buah pinang, pamor(kapur) dan tembakau (Mako) atau adem.
Semua kelengkapan nginang memiliki arti dan fungsi masing masing kapur sebagai simbul Dewa iswara(Siwa), sirih sebagai simbul Dewa wisnu, buah pinang sebagai simbul Dewa Brahma danTembakau sebagai simbul Dewa Siwa didalam ceraken pabuan berada diposisi tengah.
Pecanangan atau cane sebagai sarana untuk melakukan pesamuan(rapat) dimana canang cane dilengkapi dengan sarana kelengkapan nginang terutama base, karena base simbul dari basa basita, ritual sebelum acara dimulai dengan harapkan agar perjalanan pesamuan atau rapat berjalan dengan baik dengan harapan tan wenang wejar aprgas, banten cane pada umumnya dibuat dari beberapa canang yang dilengkapi dengan lekesan dan porosan.
Pecanangan atau cane tidak hanya berguna saat rapat tapi juga berguna saat upacara keagamaan untuk menyambut tamu atau uleman, kelengkapan sarana nginang berada dalam wadah yang disebut pabuan, pabuan terbuat dari kayu yang di mulyakan seperti kayu Cendana dan kayu majegau, pekinangan juga sebagai simbul pengenteg bayu atau penetralisir hal buruk karena didalamnya ada sarana caket alat atau sarana untuk membelah buah pinang, didalam pabuan juga dilengkapi dengan penglocokan, penglocokan sarana untuk nginang bagi para lansia dimana alat yang terbuat dari kayu yang bersifat hangat ini juga sebagai simbul lingga dan Yoni yang mengandung pesan setiap manusia atau lansia pada akhirnya akan menghadap pada Sang pencipta.
Bahan kelengkapan nginang memiliki arti dan makna Panca aksara, pamor arah timur dengan aksaranya BA,
Selatan aksaranya Barat aksaranya TA, Utara aksaranya SA,dan ditengah aksaranya I. Saat nginang warga diwajibkan terlebih awal mengunyah empat unsur tersebut sebelum mengunakan tembakau atau sisig yang artinya sebelum bertemu dengan dewa Siwa wajib terlebih awal bertemu dengan dewa iswara, Brahma, mahadewa, dan dewa wisnu.
Tata cara nginang, terlebih awal ambil dua lembar daun sirih lalu dipertemukan sebagai simbul pertemuan panca indria dan panca karma indria lalu ujungnya dipotong karena ujung base sirih diangkap kotor lalu masukan pamor, buah, dilipat dikunyah dari hasil kunyahan itu air liur ditelan sebagai obat, proses terakhir ambil Mako untuk mesigsig biar terasa adem.
Base (sirih) bagian dari tumbuhan sorgawi dimana diceritakan saat dewa Siwa dan Dewi parwati jadi penganten baru Dewa Siwa jarang ada dirumah hal tersebut membuat Dewi parwati sedih, atas kondisi tersebut Dewi Parwati mendapat Wahyu agar mengunyah daun pinang, keberadaan daun pinang sangat bagus untuk kesehatan tubuh.
Ada beberapa jenis base yang memiliki fungsi relegius daun sirih sebagai kelengkapan daksina persembahan, daun base temu roh uratnya bertemu sebagai simbul tulang iga manusia sangat bagus untuk ritual magis penyembuhan atau usada, base urat silih asih berfungsi sebagai pengasihan pemikat, base memiliki sebelas makna dan fungsi diantaranya base tolak baya, base silih asih, base jeriji, dan yang lainya. Daun sirih juga disebut tanaman Nagawali yang berfungsi mengobati radang tenggorokan dengan cara menelan air kunyahan yang bermanfaat meningkatkan tri pramana Bayu sabda idep dalam diri manusia.(Grt.
sty).